MASALAH YANG TIMBUL PADA
DIRI ANAK
A. PENANGGULANGAN ANAK YANG BANDEL
Pada usia anak sekitar 3-4 tahun
adalah masa trotzalter, yaitu anak merasakan dirinya sebagai
manusia yang harus dikagumi oleh orang lain. Masa ini disebut juga masa
bandel atau degil karena gejalanya nampak sifat-sifat bandel menurut
pandangan orang dewasa. Hal ini dimulai dengan sikapnya yang egosentris (ego:
aku; sentris: pusat), yaitu di mana anak selalu memusatkan perhatiannya hanya
untuk kepentingan dirinya semata. Apabila anak yang sedang mengalami bandel
dihadapi dengan terlalu dekat, maka akan memungkinkan menjadi manja,
begitu pula bila terlalu dijauhi mungkin pula akan menjadikan anak frustasi
yang mendalam akibat ketegangan-ketegangannya yang terlalu besar.
Cara mengatasinya di
antaranya:
1. Guru harus berusaha meyakinkan anak tersebut, bahwa
sebenarnya guru itu menyayanginya;
2. Berikan pengertian bahwa guru
akan selalu siap membantu menghadapi kesulitan yang dihadapinya.
Pada umumnya masa bandel berlangsung
sekitar satu tahun, kecuali karena diakibatkan salah didik dari orang tuanya
sehingga anak menjadi manja.
B. PENANGANAN PADA ANAK YANG HIPERAKTIF
Penyimpangan yang sering terjadi
pada anak usia prasekolah, di antaranya Gangguan Pemusatan Perhatian
dengan Hiperaktivitas (GPPH).
a. Pengertian GPPH
GPPH adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang
menunjukkan sikap tidak mau diam (terlalu aktif), tidak mampu memusatkan
perhatian. Anak yang hiperaktif selalu bergerak, mereka tidak mau diam bahkan
dalam situasi-situasi yang menuntut agar mereka bisa bersikap tenang, misalnya
ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas. Berapa angka kejadian GPPH pada
anak Indonesia belum diketahui, namun dilaporkan di luar negeri berkisar 1-5 %.
Sebenarnya mungkin kejadian GPPH ini cukup banyak terdapat di masyarakat,
tetapi kurang disadari oleh orang tua, guru, serta orang di sekitarnya.
Kebanyakan orang tua dan guru menganggap hal ini sebagai sesuatu yang biasa
terjadi pada anak.
b. Faktor penyebab
Sampai saat ini tidak ada satupun faktor yang diketahui
sebagai penyebab pasti dari GPPH karena ternyata kebanyakan anak dengan GPPH
tidak menunjukkan kerusakan jaringan saraf yang nyata, sebaliknya anak dengan
gangguan saraf nyata pun yang disebabkan karena kerusakan pada otaknya tidak
selalu menunjukkan adanya gangguan GPPH ini.
v
Faktor
genetik/keturunan
Faktor ini diduga kuat merupakan salah satu faktor
yang besar pengaruhnya pada timbulnya GPPH.
v
Faktor
Perkembangan
Kerusakan otak minimal yang terjadi pada masa
dilahirkan/bayi dianggap menjadi penyebab timbulnya GPPH ini, misalnya adanya
gangguan stress atau gangguan fisik seputar otak pada masa gangguan awal janin
yang mungkin disebabkan infeksi, peradangan atau trauma. Selain itu, faktor
lingkungan sosial juga dapat menimbulkan efek negatif. Misalnya nutrisi yang
buruk selama hamil, kelahiran prematur. Namn pola ini tidak selalu konsisten
karena ada beberapa anak yang lahir prematur ternyata tidak menunjukkan
kelainan.
c. Tanda-tanda/Gejala GPPH
¨
Gejala GPPH pada masa bayi
Pada umumnya bayi terlalu peka tehadap rangsangan
dan mudah terganggu oleh suara, suhu udara, tidurnya sedikit, banyak menangis,
sulit/rewel dalam soal makan, seringkali mereka sudah mulai berjalan sebelum
usia sepuluh bulan.
¨
Gejala pada masa Prasekolah & Sekolah
Sering anak tidak mendengar bila dipanggil,
kecuali bila dengan berteriak; kelambatan dalam berbicara dan berbahasa; tidak
mau diam; Ketidakmauan untuk menggambar; Ketidakmampuan/sulit untuk bermain dan
bergaul dengan teman sebayanya; Mereka tidak sabar menungu giliran di kelas;
Sulit untuk berkonsentrasi; Biasanya terdapat gangguan dalam membaca dan
menulis, akibatnya dapat menimbulkan gangguan dalam berkomunikasi dalam proses
belajar mengajar.
d. Penanganan
q Peran Disiplin Ilmu
Untuk penanganannya perlu data dari pelbagai
disiplin ilmu, dan akan lebih baik oleh suatu tim, tenaga medis (ahli psikologi
anak, saraf anak dll), orang tua dan guru sekolah.
q Peran Orang Tua
Orang tua dilatih untuk lebih berinteraksi dengan
anaknya yang menderita GPPH ini, misalnya dengan memberikan disiplin yang
konsisten dan selalu memonitor/mengawasi perilaku anak; memberi peraturan yang
jelas kepaeda anak, dll.
q Peran Guru
Sebaiknya bila telah diketahui anak menderita
GPPH, tidak bersikap menolak; Memberi instruksi harus jelas, sederhana dan satu
arah, bahkan mungkin instruksi harus diulang.
C. TINGKAT INTELEKTUALITAS
1. GENIUS, yaitu orang yang
memiliki kelebihan luar biasa, karena ia memperoleh karunia Tuhan, dan ia
memiliki Intelligentie Quotient (IQ) 140 lebih. IQ adalah perbandingan antara
kecerdasan anak yang dicapai dalam pemeriksaan (dalam tes) dengan umurnya.
2. SANGAT CERDAS, yaitu orang yang
memilki pengetahuan dan kecakapan yang baik sekali secara menyeluruh akan
tetapi tingkatannya di bawah genius, kira-kira IQ nya antara 130-139;
3. CERDAS, ialah orang yang memiliki tingkatan IQ
antara 120-129, yang demikian bisa menyelesaikan programnya secara normal;
4. DI
ATAS CUKUP, orang yang memiliki sedikit kelebihan di atas teman-temannya,
mereka bisa mendapatkan kesempatan mampu menyelesaikan programnya tanpa banyak
mengalami kesulitan, dengan kategori IQ antara 110 s/d 119;
5. CUKUP,
yang memiliki kategori IQ antara 90 s/d 109, kategori ini merupakan kategori
terbesar di masyarakat;
6. KURANG
CUKUP, yaitu orang yang memiliki IQ antara 80 s/d 89.
D. KELAINAN PADA ANAK
1. IDEOT,
yaitu manusia yang hanya dapat mencapai perkembangan akalnya setingkat dengan
anak usia 2 tahun saja;
2. INFANTILISME,
anak yang menurut usianya sudah menginjak masa puber akan tetapi
keadaan rohani dan jasmaninya masih kanak-kanak;
3. PUBERITISME,
anak yang menurut usianya sudah mnginjak masa adolescence (kira-kira usia 18-21
tahun), akan tetapi ia masih nakal semacam anak masih puber (bubudakeun);
4. DEBIL,
ialah anak yang IQ nya paling tinggi mencapai 75;
5. IMBESIL,
anak yang IQ nya paling tinggi hanya dapat 66. Sumber :
JVS. Tondowidjojo CM.
(1991). Kunci Sukses Pendidikna. Yogyakarta: Kanisius. Rahmat, J.
(1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda Karya.
Soeitoe, S. (1982). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Sukadipura, B. (1982). Aneka
Problema Keguruan. Bandung: Angkasa. Suwarno. (1992). Pengantar Ilmu
Pendidikan. Jakrta: PT. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar