Di dalam sekolah, terdapat sejumlah orang yang bekerja pada posisi dan
peran masing-masing. Dari sudut pandang ini, sekolah adalah sebuah tim kerja
(team work). Kekuatan apakah yang mempengaruhi kuat tidaknya sebuah
organisasi/tim?. Salah satu faktor penentunya adalah komitmen dari para anggota
organisasi.
Komitmen dapat diartikan sebagai (a) keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi; (b) kesediaan untuk bekerja dan menjadi bagian dari organisasi; dan (c) bersungguh-sungguh untuk tetap menjadi anggota organisasi. Selanjutnya terbentuknya komitmen pada pribadi seorang anggota organisasi melalui tiga tahapan sebagai berikut:
Tahap pertama, masa basic training and initiation, merupakan masa pengembangan sikap seseorang terhadap organisasi, berlangsung selama tahun pertama.
Tahap kedua, berlangsung tahun kedua sampai keempat, dimana seorang pekerja menunjuk- kan kinerjanya untuk mendapatkan citra tentang pribadi (self image) dan nilai kehadirannya dalam organisasi (personal importance).
Tahap ketiga, berlangsung mulai tahun kelima dan seterusnya (outcome) berupa sikap kelompok terhadap organisasi, realisasi harapan, dan internalisasi komitmen terhadap norma-norma kerja.
Selanjutnya setelah komitmen masing-masing anggota bisa dibangun, maka perlu ditumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah. Michael Maginn (2004), mengemukakan cara membangun semangat teamwork di sekolah sebagai berikut:
Komitmen dapat diartikan sebagai (a) keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi; (b) kesediaan untuk bekerja dan menjadi bagian dari organisasi; dan (c) bersungguh-sungguh untuk tetap menjadi anggota organisasi. Selanjutnya terbentuknya komitmen pada pribadi seorang anggota organisasi melalui tiga tahapan sebagai berikut:
Tahap pertama, masa basic training and initiation, merupakan masa pengembangan sikap seseorang terhadap organisasi, berlangsung selama tahun pertama.
Tahap kedua, berlangsung tahun kedua sampai keempat, dimana seorang pekerja menunjuk- kan kinerjanya untuk mendapatkan citra tentang pribadi (self image) dan nilai kehadirannya dalam organisasi (personal importance).
Tahap ketiga, berlangsung mulai tahun kelima dan seterusnya (outcome) berupa sikap kelompok terhadap organisasi, realisasi harapan, dan internalisasi komitmen terhadap norma-norma kerja.
Selanjutnya setelah komitmen masing-masing anggota bisa dibangun, maka perlu ditumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah. Michael Maginn (2004), mengemukakan cara membangun semangat teamwork di sekolah sebagai berikut:
- Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa. Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagi- an seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
- Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terha- dap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing.
- Sediakan waktu untuk
menentukan cara bekerjasama. Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan
hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus
dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan
kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis
atau sekedar sebagai konvensi.
- Hindari masalah yang
bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi. Seorang
pemimpin yang baik harus dapatmengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi
masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan
mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka
organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti harus
ditangani.
- Gunakan konstitusi
atau aturan tim yang telah disepakati bersama. Peraturan tim akan banyak
membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan
petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga ada konsensus tim dalam mengerjakan
satu pekerjaan.
- Ajarkan rekan baru
satu tim agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana
perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas
tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru
baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu
”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah
terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap
guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja
ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim
sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
- Selalulah bekerjasama,
caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim seharusnya menciptakan
lingkunganyang terbuka dengan gagasan setiap anggota. Misalnya sekolah sedang
menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara
bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
- Wujudkan gagasan
menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan
mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang
kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih
tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan.
- Aturlah perbedaan
secara aktif. Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa
terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat
memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai kekuatan untuk memecahkan
masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian
konsensus yang produktif.
- Perangi virus
konflik, dan jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah terkadang ada
saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu
berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah
agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika tidak segera
ditangani.
- Saling percaya. Jika
kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi
terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi,
tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber
saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya berawal dari kebijakan yang tidak
transparan atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala
sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya
antar-anggota tim dapat memicu konflik.
- Saling memberi
penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa
mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah
sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim
lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan
sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir
ujian nasional, dan lain-lain.
- Evaluasilah tim
secara teratur. Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses
dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja
tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
- Jangan menyerah.
Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk
berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua
jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan
semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu
menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi
tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan
kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar