Model
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu. Di dalam pola pembelajaran
terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan kegiatan guru-siswa dalam peristiwa pembelajaran (sintaks). Setiap tahapan merujuk pada rasional dan teori belajar
tertentu, sehingga membedakan satu dengan model pembelajaran lainnya. Sehingga model
Pembelajaran melihat pembelajaran sebagai suatu disain yang menggambakan proses
rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi
sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.
Model pembelajaran harus
memiliki komponen pembangunnya sebagai berikut: landasan teoritik, tujuan hasil
belajar, tingkah laku mengajar, lingkungan belajar dan sistem pengelolaan.
Pendekatan Pembelajaran melihat
pembelajaran sebagai proses belajar siswa yang sedang berkembang untuk mencapai
perkembangannya. Metode Pembelajaran berfokus pada proses belajar-mengajar
untuk bahan ajaran dan tujuan pembelajaran tertentu yang lebih terbatas.
Problem Based Learning (PBL)
adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu,
sebelum pebelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi
suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah
diajukan sedemikian rupa sehingga para pebelajar menemukan kebutuhan belajar
yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut. Bahan
pembelajaran ini akan memandu para pengguna/pebelajar mulai dari memahami
konsep PBL, langkah -langkah PBL, sampai menerapkan metode PBL dalam team work
di tempat kerja.
Penerapan metode PBL ini
merupakan suatu bentuk implementasi team learning dan personal mastery menuju
suatu organisasi pembelajar
Problem Based Learning memiliki
ciri sebagai berikut:
a. Landasan Teori
- Teori belajar konstruktivis – inquiry (Bruner) – Contextual Teaching
Learning
b.
Hasil Belajar Siswa
- Pemecahan masalah autentik
- Menjadi pebelajar otonom dan mandiri
c.
Sintaks
- Sintaks-nya dibangun dalam lima fase utama, yaitu:
Fase-fase
|
Perilaku guru
|
Fase 1
Orientasi siswa kepada masalah
|
Menjelaskan tujuan, alat bahan yang
diperlukan, memotivasi siswa terlibat pada pemecahan masalah yang dipilih
|
Fase 2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
|
Membantu mengorganisasikan tugas belajar
|
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
|
Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi, melaksanakan eksperimen, mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
|
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
|
Membantu dalam merencanakan dan
menyiapkan karya (laporan, video, model)
|
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Membantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses
penyelidikan
|
d. Lingkungan
Belajar dan Sistem Pengelolaan
- Terbuka, proses demokrasi, peran aktif siswa
B. Problem Solving
Kita
selalu beraktivitas memecahkan masalah dan membuat keputusan setiap hari, baik
di rumah, di sekolah, di tempat kerja , tempat pertemuan, bahkan di pusat
perbelanjaan. Beberapa masalah dan keputusan sangat menantang, dan membutuhkan
sejumlah pemikiran, emosi, dan penelitian. Langkah-langkah pedoman ini dirancang
untuk membantu kita membuat keputusan
yang baik.
Berikut
ini disampaikan sejumlah prosedur penyelesaian masalah, ini tampak nya seperti kalau seseorang
bergerak teratur langkah demi langkah. Bukan hal ini yang dimaksud,
langkah-langkah ini hanya memudahkan mempersiapkan suatu struktur kerja
terhadap permasalahan . Semua ini tumpang tindih, dan Anda boleh kembali pada
langkah awal atau mengerjakannya secara serentak, sejauh Anda pikir sebagai
pemecahan yang terbaik.
Penyelesaian
masalah mengutamakan asas fleksibilitas (kelenturan), sebab: a) Informasi
terjadi di semua langkah berawal dari pengenalan masalah dan penerapan
pemecahannya, b) Informasi baru dapat mendorong Anda untuk mendifinisikan
kembali permasalahan, c) Alternatif
mungkin tidak dapat dikerjakan, dan Anda harus menemukan sesuatu yang lain, d)
Beberapa langkah mungkin digabungkan atau disederhanakan
2. Mendifinisikan Masalah
Apa
yang menghalangi kita untuk mencapai tujuan?masalah harus dapat diterangkan
dalam terminologi yang luas selama permasalahan yang tepat tidak jelas. Bila
kekurangan informasi untuk mendifinisikannya, supaya tidak mengacaukan definisi
dilakukan dengan menggaris bawahi penyebab-penyebabnya.
Siapkan
sebuah pernyataan permasalahan dan temukan seseorang yang Anda percaya untuk
mengujinya dan membicarakannya. Kalau permasalahannya adalah situasi kelas/
sekolah, ujilah dengan kepala sekolah melalui komite sekolah atau sumber yang
sesuai.
Pertimbangkan
pertanyaan-pertanyaan berikut :
· Apa
masalahnya?
· Apakah
masalah saya?
· Dapatkah
saya memecahkannya? Apakah sulit dipecahkan?
· Apakah
benar-benar masalah, atau cenderung sebagai rumor yang luas?
· Kalau
ini suatu masalah lama, apa yang salah dengan penyelesaian sebelumnya?
· Apakah
itu membutuhkan pemecahan secepatnya, atau dapatkah ditunda?
·
Itu
seperti menghindar dari permasalahan itu sendiri?
· Dapatkah
saya mengesampingkan resiko?
· Apakah
permasalahan mengandung dimensi etik?
· Dengan
kondisi bagaimana penyelesaian itu harus memuaskan?
· Apakah
penyelesaian berpengaruh terhadap sesuatu yang tidak seharusnya diubah?
3. Mengumpulkan Informasi
a. Fakta & Data
Fakta
dan data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber sebagai berikut:
·
Penelitian
· Hasil dari percobaan dan studi
· Wawancara
terhadap ahli dan sumber yang dipercaya.
· Kejadian-kejadian
yang diobservasi, masa lalu atau kini, termasuk observasi perorangan dan
laporan
Kendala
yang mungkin ditemui pada saat mengumpulkan fakta dan data karena terdapatnya
batas-batas atau kendala situasi sulit diubah, kekurangan dana atau
sumber-sumber lain. Bila suatu pemecahan diliputi begitu banyak kendala,
kendala itu sendiri mungkin juga menjadi masalah.
b. Pendapat dan Praduga
(asumsi)
Pendapat
pengambil keputusan, seperti pendapat komite sekolah, dewan guru, kepala
sekolah, ketua OSIS, atau siswa yang kuat akan sangat penting untuk
menyukseskan keputusan Anda.
Hal
ini penting untuk mengakui kebenaran, penyimpangan, atau prasangka didalam
suatu pendapat.
Praduga
dapat menghemat waktu dan kerja selama sering kesulitan memperoleh semua fakta.
Mengakui sesuatu yang diterima dengan keyakinan. Praduga juga ada faktor
resikonya, yang harus diakui, dan semua itu akan hilang jika sudah diuji.
4. Menyelesaikan Masalah dan Mengambil Keputusan
Periksa masalah Anda dengan cara lain,
dan temukan perspektif baru yang tidak Anda pikirkan sebelumnya. Perhatikan
bagan dibawah ini.
Rembuk pendapat atau mencatat alternatif
secara cepat, bagaimana pun nampaknya seperti alternatif bodoh sekalipun,
termasuk proses penemuan yang sangat memuaskan.
Sekali Anda mendaftarkan atau
mengarsipkan alternatif, akan membuka berbagai kemungkinan. Membuat catatan mengenai semuanya:
· Membutuhkan
lebih banyak informasi
· Penyelesaian
yang baru
· Dapat
digabungkan atau dihilangkan
· Akan
menemukan oposisi
· Terasa
menjanjikan atau menggelisahkan
Alternatif
yang mungkin didaftarkan, dievaluasi tanpa prasangka, tanpa memikirkan apakah
menarik atau tidak. Mempertimbangkan semua kriteria. Saat suatu penyelesaian
yang cocok dapat menyelesaikan masalah, itu mungkin tidak akan berfungsi kalau
sumber tidak tersedia, kalau orang-orang tidak menerimanya, atau itu
menyebabkan masalah baru.
Teknik-teknik di dalam mempertimbangkan alternatif
(pilihan) adalah sebagai berikut:
a.
Analitik
Tingkatan Matriks berdasarkan Thomas Saaty
Daftarkan
alternatif-alternatif ke dalam lajur-lajur dan baris-baris sebagaimana
tergambar di dalam matriks. Dimulai dengan Alternatif A, melintasi jalur-jalur
di dalam matriks dan harga setiap alternatif berlawanan satu dengan yang lain.
Bagan 3.4 Analitik Tingkatan matrik
Keterangan
Jika suatu alternatif
berdasarkan pertimbangan mempunyai nilai lebih dari pada yang lain.
|
Berikan alternatif
harga lebih dengan skor 1
|
Jika alternatif
mempunyai nilai kurang dari pada yang lain
|
Berikan harga
alternatif lebih rendah dengan skor 0
|
Tambahkan skor untuk setiap baris/alternatif; skor
tertinggi adalah harga alternatif tertinggi tergantung pada kriteria yang Anda
gunakan. Di dalam matriks, skor Alternatif C yang tertinggi, dengan demikian
itu adalah alternatif dengan harga tertinggi.
Matriks SFF: Kecocokan, Kemungkinan dan Kelenturan
Kecocokan
|
Kemungkinan
|
Kelenturan
|
Total
|
|
Alternatif A
|
||||
Alternatif B
|
||||
Alternatif C
|
||||
Alternatif D
|
Keterangan:
Harga setiap alternatif dengan skala 1-3
·
Kecocokan
(keserasian):
mengacu pada alternatif itu sendiri, apakah etis atau praktis. Apakah
tepat atau penting di dalam skala? Suatu jawaban yang memadai? Terlalu ekstrim?
·
Kemungkinan:
mengacu
pada berapa banyak sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah?
(misalnya, apakah memberikan hasil?)
Bagaimana kemungkinan menyelesaikan masalah?
Bagaimana kemungkinan menyelesaikan masalah?
·
Kelenturan:
mengacu
pada kemampuan Anda menanggapi akibat yang tidak disengaja, atau terbuka
terhadap kemungkinan baru? Alternatif itu sendiri, apakah Anda dapat mengontrol
hasil awal.
Jumlah keseluruhan suatu skor setiap
alternatif, bandingkan, prioritaskan alternatif-alternatif Anda. Pilih
alternatif terbaik .
Jangan mempertimbangkan setiap
alternatif sebagai ‘penyelesaian sempurna’. Kalau ada kemungkinan yang tidak
menyebabkan masalah pada langkah pertama.
Pertimbangkan intuisi Anda, atau perasaan terdalam di dalam memutuskan
suatu bagian kegiatan. Kembali ke kepercayaan Anda sebagai orang luar:
Apakah Anda kehilangan sesuatu ? Apakah ia (laki-laki/perempuan) melihat suatu
masalah di dalam penyelesaian Anda?
Pertimbangan kompromi jika anda
mempunyai pegangan yang meyakinkan tentang masalah, dan alternatif Anda.
Persaingan penyelesaian dapat memberi suatu penyelesaian hibrida.
5. Implementasi
Solusi
Buatlah rencana untuk implementasinya,
lakukan dengan tahapan sebagai berikut:
·
Lakukan
tahap demi tahap tindakan penyelesaian masalah.
·
Komunikasikan
strategi untuk memberitahu stakeholder mana yang penting atau perlu,
beritahukan mana yang menjadi perhatikan kita atau yang akan terpengaruhi oleh
perubahan. Persiapkan seperlunya.
·
Kenali sumber/ lokasi
·
Implementasi dilakukan dalam waktu yang
tepat.
6 Monitor Kemajuan
Implementasi
solusi hanya akan berhasil bila diawasi pelaksanaannya, efek yang dimungkinkan
terhadap sumber dan stakeholder, ketepatan waktunya, dan kemajuannya.
Ketika
kemajuannya dimonitor, kalau hasilnya tidak seperti yang diharapkan, maka
ditinjau ulang pilihan-pilihan dan alternatifnya. Apakah tercapai atau tidak
tujuannya, penting untuk dipertimbangkan apa yang telah dipelajari dari
pengalaman tentang diri kita sendiri, tentang apa yang menurut kita dianggap
penting. Pada akhirnya bila kita telah selesai mengambil sebuah keputusan,
itulah sebenarnya ukuran dari sebuah kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar