SELAMAT BERGABUNG DENGAN BLOG PENGAWAS DAN GURU PROFESIONAL

SELAMAT BERGABUNG DENGAN BLOG KAMI,SEMOGA BERMANFAAT

Selasa, 01 Maret 2011

Model Pembelajaran Problem Based Learning

A. Definisi Problem Based Learning
Model Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu. Di dalam pola pembelajaran terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan kegiatan guru-siswa dalam peristiwa pembelajaran (sintaks). Setiap tahapan merujuk pada rasional dan teori belajar tertentu, sehingga membedakan satu dengan model pembelajaran lainnya. Sehingga  model Pembelajaran melihat pembelajaran sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.
Model pembelajaran harus memiliki komponen pembangunnya sebagai berikut: landasan teoritik, tujuan hasil belajar, tingkah laku mengajar, lingkungan belajar dan sistem pengelolaan.
Pendekatan Pembelajaran melihat pembelajaran sebagai proses belajar siswa yang sedang berkembang untuk mencapai perkembangannya. Metode Pembelajaran berfokus pada proses belajar-mengajar untuk bahan ajaran dan tujuan pembelajaran tertentu yang lebih terbatas.
Problem Based Learning (PBL) adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu, sebelum pebelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para pebelajar menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut. Bahan pembelajaran ini akan memandu para pengguna/pebelajar mulai dari memahami konsep PBL, langkah -langkah PBL, sampai menerapkan metode PBL dalam team work di tempat kerja.
Penerapan metode PBL ini merupakan suatu bentuk implementasi team learning dan personal mastery menuju suatu organisasi pembelajar
Problem Based Learning memiliki ciri sebagai berikut:
a.  Landasan Teori
-    Teori belajar konstruktivis – inquiry (Bruner) – Contextual Teaching Learning
b. Hasil Belajar Siswa
-    Pemecahan masalah autentik
-    Menjadi pebelajar otonom dan mandiri
c. Sintaks
-    Sintaks-nya dibangun dalam lima fase utama, yaitu:
Fase-fase
Perilaku guru
Fase 1
Orientasi siswa kepada masalah

Menjelaskan tujuan, alat bahan yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat pada pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Membantu mengorganisasikan tugas belajar
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi, melaksanakan eksperimen, mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu dalam merencanakan dan menyiapkan karya (laporan, video, model)
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelidikan

d. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
-    Terbuka, proses demokrasi, peran aktif siswa

B. Problem Solving



1. Penyesuaian dengan Masalah
        Kita selalu beraktivitas memecahkan masalah dan membuat keputusan setiap hari, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja , tempat pertemuan, bahkan di pusat perbelanjaan. Beberapa masalah dan keputusan sangat menantang, dan membutuhkan sejumlah pemikiran, emosi, dan penelitian. Langkah-langkah pedoman ini dirancang untuk membantu kita  membuat keputusan yang baik.
        Berikut ini disampaikan sejumlah prosedur penyelesaian masalah,  ini tampak nya seperti kalau seseorang bergerak teratur langkah demi langkah. Bukan hal ini yang dimaksud, langkah-langkah ini hanya memudahkan mempersiapkan suatu struktur kerja terhadap permasalahan . Semua ini tumpang tindih, dan Anda boleh kembali pada langkah awal atau mengerjakannya secara serentak, sejauh Anda pikir sebagai pemecahan yang terbaik.
        Penyelesaian masalah mengutamakan asas fleksibilitas (kelenturan), sebab: a) Informasi terjadi di semua langkah berawal dari pengenalan masalah dan penerapan pemecahannya, b) Informasi baru dapat mendorong Anda untuk mendifinisikan kembali permasalahan,  c) Alternatif mungkin tidak dapat dikerjakan, dan Anda harus menemukan sesuatu yang lain, d) Beberapa langkah mungkin digabungkan atau disederhanakan

2. Mendifinisikan Masalah
        Apa yang menghalangi kita untuk mencapai tujuan?masalah harus dapat diterangkan dalam terminologi yang luas selama permasalahan yang tepat tidak jelas. Bila kekurangan informasi untuk mendifinisikannya, supaya tidak mengacaukan definisi dilakukan dengan menggaris bawahi penyebab-penyebabnya.
        Siapkan sebuah pernyataan permasalahan dan temukan seseorang yang Anda percaya untuk mengujinya dan membicarakannya. Kalau permasalahannya adalah situasi kelas/ sekolah, ujilah dengan kepala sekolah melalui komite sekolah atau sumber yang sesuai.
  Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut :
·    Apa masalahnya?
·    Apakah masalah saya?
·    Dapatkah saya memecahkannya? Apakah sulit dipecahkan?
·    Apakah benar-benar masalah, atau cenderung sebagai rumor yang luas?
·    Kalau ini suatu masalah lama, apa yang salah dengan penyelesaian sebelumnya?
·    Apakah itu membutuhkan pemecahan secepatnya, atau dapatkah ditunda?
·    Itu seperti menghindar dari permasalahan itu sendiri?
·    Dapatkah saya mengesampingkan resiko?
·    Apakah permasalahan mengandung dimensi etik?
·    Dengan kondisi bagaimana penyelesaian itu harus memuaskan?
·    Apakah penyelesaian berpengaruh terhadap sesuatu yang tidak seharusnya diubah?

3. Mengumpulkan Informasi
a. Fakta & Data
Fakta dan data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber sebagai berikut:
·   Penelitian
·   Hasil dari percobaan dan studi
·   Wawancara terhadap ahli dan sumber yang dipercaya.
·   Kejadian-kejadian yang diobservasi, masa lalu atau kini, termasuk observasi perorangan dan laporan
Kendala yang mungkin ditemui pada saat mengumpulkan fakta dan data karena terdapatnya batas-batas atau kendala situasi sulit diubah, kekurangan dana atau sumber-sumber lain. Bila suatu pemecahan diliputi begitu banyak kendala, kendala itu sendiri mungkin juga menjadi masalah.
b. Pendapat dan Praduga (asumsi)
Pendapat pengambil keputusan, seperti pendapat komite sekolah, dewan guru, kepala sekolah, ketua OSIS, atau siswa yang kuat akan sangat penting untuk menyukseskan keputusan Anda.
Hal ini penting untuk mengakui kebenaran, penyimpangan, atau prasangka didalam suatu pendapat.
Praduga dapat menghemat waktu dan kerja selama sering kesulitan memperoleh semua fakta. Mengakui sesuatu yang diterima dengan keyakinan. Praduga juga ada faktor resikonya, yang harus diakui, dan semua itu akan hilang jika  sudah diuji.
4. Menyelesaikan Masalah dan Mengambil Keputusan
        Periksa masalah Anda dengan cara lain, dan temukan perspektif baru yang tidak Anda pikirkan sebelumnya. Perhatikan bagan dibawah ini.
        Rembuk pendapat atau mencatat alternatif secara cepat, bagaimana pun nampaknya seperti alternatif bodoh sekalipun, termasuk proses penemuan yang sangat memuaskan.
        Sekali Anda mendaftarkan atau mengarsipkan alternatif, akan membuka berbagai kemungkinan. Membuat catatan mengenai semuanya:
·       Membutuhkan lebih banyak informasi
·       Penyelesaian yang baru
·       Dapat digabungkan atau dihilangkan
·       Akan menemukan oposisi
·       Terasa menjanjikan atau menggelisahkan
Alternatif yang mungkin didaftarkan, dievaluasi tanpa prasangka, tanpa memikirkan apakah menarik atau tidak. Mempertimbangkan semua kriteria. Saat suatu penyelesaian yang cocok dapat menyelesaikan masalah, itu mungkin tidak akan berfungsi kalau sumber tidak tersedia, kalau orang-orang tidak menerimanya, atau itu menyebabkan masalah baru.
            Teknik-teknik di dalam mempertimbangkan alternatif (pilihan) adalah sebagai berikut:
a.      Analitik Tingkatan Matriks berdasarkan Thomas Saaty
        Daftarkan alternatif-alternatif ke dalam lajur-lajur dan baris-baris sebagaimana tergambar di dalam matriks. Dimulai dengan Alternatif A, melintasi jalur-jalur di dalam matriks dan harga setiap alternatif berlawanan satu dengan yang lain.
Bagan 3.4 Analitik Tingkatan matrik
     Keterangan
Jika suatu alternatif berdasarkan pertimbangan mempunyai nilai lebih dari pada yang lain.
Berikan alternatif harga lebih dengan skor 1
Jika alternatif mempunyai nilai kurang dari pada yang lain
Berikan harga alternatif lebih rendah dengan skor 0

Tambahkan skor untuk setiap baris/alternatif; skor tertinggi adalah harga alternatif tertinggi tergantung pada kriteria yang Anda gunakan. Di dalam matriks, skor Alternatif C yang tertinggi, dengan demikian itu adalah alternatif dengan harga tertinggi.
Matriks SFF: Kecocokan, Kemungkinan dan Kelenturan

Kecocokan
Kemungkinan
Kelenturan
Total
Alternatif A




Alternatif B




Alternatif C




Alternatif D




Keterangan:
Harga setiap alternatif dengan skala 1-3
·         Kecocokan (keserasian):
mengacu pada alternatif itu sendiri, apakah etis atau praktis. Apakah tepat atau penting di dalam skala? Suatu jawaban yang memadai? Terlalu ekstrim?
·         Kemungkinan:
mengacu pada berapa banyak sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah? (misalnya, apakah memberikan hasil?)
Bagaimana kemungkinan menyelesaikan masalah?
·         Kelenturan:
mengacu pada kemampuan Anda menanggapi akibat yang tidak disengaja, atau terbuka terhadap kemungkinan baru? Alternatif itu sendiri, apakah Anda dapat mengontrol hasil awal.
        Jumlah keseluruhan suatu skor setiap alternatif, bandingkan, prioritaskan alternatif-alternatif Anda. Pilih alternatif terbaik .
        Jangan mempertimbangkan setiap alternatif sebagai ‘penyelesaian sempurna’. Kalau ada kemungkinan yang tidak menyebabkan masalah pada langkah pertama.  Pertimbangkan intuisi Anda, atau perasaan terdalam di dalam memutuskan suatu bagian kegiatan. Kembali ke kepercayaan Anda sebagai orang luar: Apakah Anda kehilangan sesuatu ? Apakah ia (laki-laki/perempuan) melihat suatu masalah di dalam penyelesaian Anda?
        Pertimbangan kompromi jika anda mempunyai pegangan yang meyakinkan tentang masalah, dan alternatif Anda. Persaingan penyelesaian dapat memberi suatu penyelesaian hibrida.
5. Implementasi Solusi
        Buatlah rencana untuk implementasinya, lakukan dengan tahapan sebagai berikut:
·         Lakukan tahap demi tahap tindakan penyelesaian masalah.
·         Komunikasikan strategi untuk memberitahu stakeholder mana yang penting atau perlu, beritahukan mana yang menjadi perhatikan kita atau yang akan terpengaruhi oleh perubahan. Persiapkan seperlunya.
·         Kenali sumber/ lokasi
·         Implementasi dilakukan dalam waktu yang tepat.
6 Monitor Kemajuan
Implementasi solusi hanya akan berhasil bila diawasi pelaksanaannya, efek yang dimungkinkan terhadap sumber dan stakeholder, ketepatan waktunya, dan kemajuannya.
Ketika kemajuannya dimonitor, kalau hasilnya tidak seperti yang diharapkan, maka ditinjau ulang pilihan-pilihan dan alternatifnya. Apakah tercapai atau tidak tujuannya, penting untuk dipertimbangkan apa yang telah dipelajari dari pengalaman tentang diri kita sendiri, tentang apa yang menurut kita dianggap penting. Pada akhirnya bila kita telah selesai mengambil sebuah keputusan, itulah sebenarnya ukuran dari sebuah kesuksesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar