SELAMAT BERGABUNG DENGAN BLOG PENGAWAS DAN GURU PROFESIONAL

SELAMAT BERGABUNG DENGAN BLOG KAMI,SEMOGA BERMANFAAT

Senin, 20 Februari 2012

TUGAS SEMESTER II

Buatlah makalah Filsafat Pendidikan yang sesuai dengan topik berikut :
  1. Pengertian dan ruang lingkup Filsafat Pendidikan
  2. Sejarah Perkembangan Filsafat Pendidikan
  3. Obyek Kajian Filsafat Pendidikan
  4. Aliran-aliran Pemikiran Filsafat Pendidikan 
  5. Hakekat dan Makna Pendidikan sepanjang Hayat   
  6. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam 
  7. Obyek dan sumber Filsafat Pendidikan Islam
  8. Alam semesta, Manusia, Masyarakat dan Ilmu Pengetahuan dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam
  9. Hakekat Pendidik, Anak Didik dan Etika Keilmuan dalam Pendidikan Islam
  10. Hakekat Kurikulum, Media dan Evaluasi dalam Pendidikan Islam
  11. Tokoh-tokoh dan Pemikiran Filsafat tentang Pendidikan
  12. Hakekat Pendidikan Nilai
  13. Sinergi IQ, EQ dan SQ dalam Filsafat Pendidikan Islam
Catatan : 
1. Kerjakan sesuai dengan kelompoknya masing-masing paling lambat 2 minggu dari pemberitahuan ini
2. Makalah dikirim lewat komentar
Selamat Mengerjakan !!!

7 komentar:

  1. assalam, mf pak kok makalah gak bisa di copy lewat komentar, jadinya gimana pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, kalo kebanyakan gak bisa mas pri. saya aja ndadak buat blog baru.

      Hapus
  2. Disusun oleh :
    1. Toni Priyanto (NPM : Dalam Proses)
    2. Neng Cahyani
    3. Dety Novita Ningrum (NPM : Dalam Proses)

    SINERGI IQ, EQ DAN SQ DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

    Tentunya kita telah memahami bahwa pngertian filsafat pendidikan islam yang merupakan filsafat (induknya ilmu) pendidikan Islam yang berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, mari kita kaji sinergi IQ,EQ dan SQ dalam filsafat pendidikan Islam. IQ ( intelegensia quotient) merupakan kecerdasan seseorang yang identik dengan kecerdasan di bidang kecerdasan otak diantaranya kecerdasan dalam bidang linguistik dan logika matematik. Peran IQ dalam filsafat pendidikan islam secara sederhana dapat kita lihat dalam anak cabang dari filsafat pendidikan Islam tersebut yaitu dalam pelajaran fiqih. Dalam pelajaran fiqih yang biasa di ajarkan oleh ustadz atau guru di madrasah-madrasah terdapat beberapa bab yang membutuhkan kecerdasan otak bagi yang mempelajarinya. Diantaranya materi tentang pembagian harta warisan kepada ahli waris, materi tentang zakat fitrah, zakat harta (mall), dll. Dan untuk mampu menghitung itu semua di butuhkan kecerdasan otak (IQ)
    Menurut Daniel Goleman EQ adalah "kemampuan mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain."
    Menurut Ary Ginanjar Agustian di dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya, dan memiliki pola pemikiran tauhidi, serta berprinsip "hanya karena Allah"
    Dalam konteks peribadatan orang muslim, SQ ( Kecerdasan Spiritual) bisa dikategorikan sebagai ibadah langsung kepada Allah atau habluminallah dengan tujuan akhir mengharap ridlo Allah demi mendapatkan ketentraman hidup. Dalam sejarah islam yang dapat kita jadikan sebagai pedoman peran SQ dalam filsafat pendidikan Islam yaitu disaat Nabi Ibrahim, as mendapatkan wahyu dari Allah untuk menyembelih putra kesayangan dan juga satu-satunya yaitu Nabi Ismail, as. Dalam hati Nabi Ibrahim timbullah pertarungan sengitantara keyakinannya kepada Allah dan kepercayaanya terhadap dunia ini, dan akhirnya pertarungan ini berhasil imanlah yang menang. Sebagaimana telah diterangkan dalam firman Allah yang artinya :
    “Maka ketika anak itu telah sampai pada umur sanggup berusaha bersamasama Ibrahim, dan Ibrahim berkata : “ Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihu. Maka fikirkanlah bagaimana penapatmu!”Kemudian Ismail menjawab “ Hai bapakku , kerjsksnlsh sps ysng telsh diperintshksn kepadamu , Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. Ash-Shaffat:102)
    Berdasarkan firman Allah tersebut Nabi Ibrahim, as dan Nabi Ismail .as telah mampu memprioritaskan perintah Allah dari pada nalurinya sebagai seorang manusia yang memiliki sifat cinta dunia. Kekutan keimanan atau kekuatan Spiritual mampu menghadapkan langsung kecintaan seorang hamba kepada Allah tanpa perantara dan Allah pun akan membalas cinta seorang hamba dengan balasan yang tak terhitung.
    Sumber :
    Goleman, Daniel., Working With Emotional Intelligence, Gramedia, Jakarta ,2011.
    WWW. Cahaya Semesta.Com
    Just nother WodrPress.com.webog.
    Agustian,. Ginanjar Ari., Rahasia Sukses membangun kecerdasan Emosi dan Spiritual, Arga,Jakarta,2001.
    Imron Abu Anwar, Drs., Khutbah Jum’ah Populer, Pustaka Amani, Jakarta, 1984

    BalasHapus
  3. sudah buat disini pak :
    http://al-wazhu.blogspot.com/2012/03/makalah-filsafat-pendidikan-pengertian.html

    BalasHapus